Mencari Arti Hidup dalam Sebuah Pencarian Jati Diri

Jumat, 10 Juni 2011
“Apakah arti Hidup?”

Nggak,yakin! kalau ada orang normal selama dalam hidupnya nggak pernah menanyakan pertanyaan diatas dan terngiang-ngiang didalam kepalanya.

Ada yang bilang "Hidup adalah Misteri" kaya lirik lagunya Ari Laso tuh! "Segala yang terjadi dalam hidupku ini adalah sebuah misteri ilahi perihnya cobaan hanya ujian kehidupan...." tapi bener juga "Misteri" ya! bla..bla..bla... mungkin karena kita ngga akan pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan,tahun depan married-kah atau cita-cita yang terkabul,bisa aja bulan depan ditakdirkan jadi orang terkaya di indonesia menyaingi Om Ical atau mungkin satu jam kemudian bisa aja pacar nelpon "Sayang kita putus,ya" titt..titt..titt...Oh!,detik demi detik semuanya penuh dengan "Misteri" dan penuh dengan "Kejutan"……senang,sedih,gembira,marah atau cinta itu semua cuman bagian dari rasa dan nggak akan menarik kalau hidup berjalan datar-datar aja karena hidup banyak rasa "life is never flat" ehm! kenapa jadi kaya iklan ciki.


Setiap orang pastinya punya jawaban masing-masing buat pertanyaan diatas dan kenapa menanyakanya ya! termasuk yang nulis "It's Me" tapi buat gua sih! simpel aja apalagi kalau nggak karna "hidup di dunia cuman satu kali" bener,nggak? "Busyet,standar banget jawabanya!" tapi bener,kan? kecuali orang yang percaya sama reinkarnasi hehehe.... tapi kalau itu ada gua pengen dilahirkan jadi mahluk dibawah ini




Ouch,Sory! salah up load :-) maksudnya ini nih...

"Bukan Orangnya tapi Profesinya,an Astronomer"

Hehehe... Just kidding cuy,lagian keyakinanku hanya ada 2 tempat buat manusia sesuai amalanya atau perbuatanya di dunia Hell or Heaven...



Jadi inget! ada sebuah cerita yang sedikitnya bisa mengajarkan akan makna hidup atau "The Meaning of life" dan bisa kita ambil pelajaran dan hikmahnya,Ceritanya tentang seorang penyelam mutiara,kalau nggak salah pernah gua baca sekitar tiga atau empat tahunan yang lalu,jadi ceritanya kaya gini...
Perjalanan hidup manusia tidak ubahnya bagaikan kisah penyelam mutiara. Seorang penyelam mutiara, dalam
melaksanakan tugasnya selalu dibekali dengan tabung oksigen yang terpasang di punggungnya. Pada saat ia terjun menyelam, niatnya bulat ingin mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya. Tetapi begitu ia berada di bawah permukaan laut, ia mulai lupa pada apa yang harus dicarinya. Kenapa? Ternyata pemandangan di dalam laut sangat mempesona. Bunga karang yang melambai-lambai seolah-olah memanggilnya, ikan-ikan hias berwarna-warni yang saling berkejaran dengan riangnya membuatnya terpana. Ia pun lalu terlena ikut bercanda ria, melupakan tugasnya semula untuk mencari tiram mutiara yang berada jauh di dasar laut sana. Hingga pada suatu saat, dia terkejut
Cerita selengkapnya "Baca disini,Gan"


Kalau sudah dibaca itulah ceritanya,cerita yang singkat tapi kena ke hati eiits... dibaca nggak? ntar dikira cerita 1001 malam lagi,pake "read more" biar lebih nyaman bacanya gan,"udah,klik aja tulisan yang warna biru diatas!".Sebuah cerita yang mengandung hikmah dan dari cerita tersebut pula ada beberapa hal yang bisa kita petik atau bisa diambil pelajaranya,yaitu…

Pertama,jangan lengah dengan kesia-siaan (terlalaikan) dan hasil dari kesia-siaan adalah ketidak berdayaan (di cerita itu digambarkan ketika si penyelam mengetahui tabung oksigenya mulai menipis dia mulai tersadar tujuan awalnya dan berusa mengambil mutiara sebisanya walaupun hasilnya nihil) sama halnya dengan kehidupan ketika nafas sudah sampai di kerongkongan kita baru tersadar waktu yang telah disia-siakan dan melupakan tugas sebagai manusia dan penyesalan disaat seperti itu nggak akan membantu sedikitpun.

Kedua,terbuai dengan keindahan sejenak (duniawi) dan melupakan peranya sebagai pencari mutiara (pahala/amal soleh) yang bekerja kepada bosnya (Allah SWT).

Ketiga,mengajarkan betapa pentingnya feed back antara bos dengan bawahanya atau seorang hamba dengan tuhanya,maksudnya kita harus menyadari fungsi diri kita di hadapan tuhan yaitu sebagai hamba,makhluk ciptaanya dengan segala fungsi dan peran kita sebagai "Manusia" di dunia,yaitu sebagai Khalifah,Pengemban Amanah,di Uji dengan Perintah dan Larangan dan untuk Beribadah,begitu pula meng"fungsikan Tuhan" dihadapan manusia,maksudnya Tuhanlah yang menciptakan segala kehidupan beserta isinya dan Tuhan pula-lah yang Maha mengatur kehidupan,tidak ada sehelai daunpun yang jatuh kebumi melainkan atas kehendaknya,maka apapun segalanya yang berurusan dengan Dunia kembalilah kepada Tuhan (Allah SWT) karena :

Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. Qs.Al-ikhlas:1-4


Keempat,kesempatan yang diberikan cuman satu kali, ingatlah! penyesalan selalu datang terakhir

Okey! Back to Question,pertanyaan yang kalimatnya menjadi pembuka postingan kali ini "Apakah arti Hidup/Kehidupan".Daripada nambah penasaran coba liat ah! definisinya di Wikipedia dan hasilnya :

Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yaitu keadaan yang membedakan organisme (makhluk hidup) dengan benda mati.
Berbagai jenis organisme dapat ditemukan di dalam biosfer bumi. Ciri umum organisme-organisme tersebut tumbuhan, hewan, fungi, protista, archaea, dan bakteri—ialah bentukan sel berbahan dasar karbon dan air dengan pengaturan kompleks dan informasi genetik yang dapat diwariskan. Organisme-organisme tersebut melakukan metabolisme, mampu tumbuh dan berkembang, tanggap terhadap rangsangan, berkembang biak, dan beradaptasi terhadap lingkungannya melalui seleksi alam…Bla..bla..bla...

"ah,terlalu teoritis" dan bikin males bacanya.Singkatnya karena gua muslim dan Al-Quran diturunkan sebagai Huda atau petunjuk disitulah gua menemukan jawabanya,walaupun hidup 100 tahun atau 1000 tahun sekalipun akan jadi sia-sia kalau dijadikan hanya buat senang-senang atau hidup semau gue atau kata orng sunda mah "Hirup aing kumaha aing = Hidup saya gimana saya",karna sadar nggak sadar fitrahnya manusia didalam hatinya ada yang lebih berkuasa terhadap dirinya,ada yang mengatur kehidupan dan yang maha segalanya.....

Mencari jati diri,apa sih artinya???

Pas di SMA ada pelajaran BK (Bimbingan Konseling) pelajaran yang lebih kearah psikologis siswa,pelajaran friendly dan lebih ke arah sharing makanya nggak salah kalau gurunya terlihat lebih humble & murah senyum walaupun jika punya masalah dengan absen sedikit agak ehm... bertanduk dan muka memerah (bukan karna dirayu),seorang pembimbing yang namanya seperti nama seorang kristiani dia terlihat sangat friendly dengan murid-muridnya,dia pernah bilang bahwa...

"masa remaja ialah masa untuk mencari jati diri,makanya banyak remaja ingin mencoba hal-hal yang baru dikehidupanya baik itu positif atau negatif makanya kita harus lebih selektif dalam memilih dan memilah bla..bla..bla...."

tapi sampai sekarang terus terang gua nggak tau apa definisinya "mencari jati diri" dan menurut gua agak sedikit aneh jika ada orang yang bilang "aku sudah menemukan jati diriku sebenarnya" Ooh!,mungkin ini efek keseringan tidur dikelas pas jam pelajaran makanya cuman jadi ilmu numpang lewat doang... Hehehe... tapi untungnya sekarang ada Om Google,terus terang gua salut sama si Om "dia serba tau,cuy" Hehehe.... emang bener ilmu bisa didapetin dimana aja ibaratnya seperti "Oksigen" dimanapun kita berada selama belum keluar dari atmosfer bumi atau dibawah tanah selama itu pula kita masih bisa bernafas (kalau Tuhan masih menghendaki) "bener,nggak"??? ;-)

Searching on Google
Widih-widih... ternyata banyak BloGger berkeliaran yang ngambil tema "Mencarrriiii... jatiii... diriii..." di postinganya,bahkan ada yang menamakan blognya "Hidup,Sebuah Perjalanan Mencari Jati Diri" Oooh,Plack! kebanyakan postinganya berisi tentang perjalanan hidup meraka dalam sebuah pencarian jati diri,lalu mereka tulis didalam blognya,dan ternyata bukan hanya di Blog atau Personal web di Facebook pun ada,ada yang dijadikan nama profil contohnya : "Dadang Mencari Jati Diri" Ooh... Tujuanya apa? ya! apa mungkin jati dirinya hilang di gondol kucing yang dikira ikan asing dan biar orang-orang yang ada akunya tau kalau dia lagi kehilangan jati dirinya Hehehe.... nggak percaya? coba aja search,bahkan ada fanspagenya,ini nih! beberapa komentnya...

Mr.AHT : "qu pengen tau jati diriqu yang sebenarnya"

Mrs.MGL : pengen mencari arti hdup yang sbnrnya... dan mengerti artinya kemandirian

Mrs.US : Emang gimana sie cari jati diri itu... Ehmm

Mr.RGK : mencari jati diri membuat q Gila!!!... kemana arah hidup q... kemana q harus berpangku...

Sumpah! status yang terakhir lebay...

dari sekian banyak blog,web atau catatan di facebook yang mengambil tema tentang pencarian jati diri,tapi sampai sekarang belum satupun menemukan arti atau definisinya yang pas,ehm..ada yang tau? koment dong...
Inilah beberapa penafsiran hasil loncat sana-sini dari web/blog orang,ada yang mengartikan bahwa jati diri adalah:
  • Jati diri adalah kepribadian yang muncul pada diri seseorang secara alami dengan kronologi tertentu, jati diri adalah suatu proses penumbuhan dan pengembangan nilai-nlai luhur yang terpancar dari hati nurani melalui mata hati,Jati diri adalah suatu pengetahuan tentang siapa kita ini, jati diri adalah ciri-ciri atau gambaran seseorang yang dilihat dari jiwa dan daya gerak dari dalam.Dikutip dari Blog Psikologi Remaja 
  • Jati diri bukanlah kata-kata. Bukan warna kulit.Bukan bentuk mata. Bukan pula KTP atau ID cardyang bisa dicetak dalam hitungan menit. Jati diri–sebuah pribadi – realitas pada diri yang melekat erat menyatu tak terpisahkan. Kematian tak menghilangkan jati diri. Setiap individu memiliki pribadi jati diri yang selalu khas unik. Kekhasan jati diri adalah karena membawa Citra Sang Pencipta– Sang Pribadi Maha Unik. Setiap orang berhak menjadi pribadi. Menjadi jati diri. Hak yang juga melekat erat dalam setiap pribadi. Setiap orang wajib– harus menghormati dan menghargai pribadi-pribadi. Tak bisa ditawar-tawar lagi. Keyakinan dan warna keimanan (serta lembaganya) mestinya menjaga dan mengarahkan pribadi-pribadi, agar menjadi pribadi sejati menuju jati diri mencapai keabadian Sang Pribadi.Dikutip dari blog.liputan6.com

bahkan di yahoo answer ada yang mengatakan bahwa...

  • Jati diri,jati adalah kayu yang mahal apalagi kalau ada dokumenya yang sah,sedangkan diri adalah kata dasar dari kata berdiri,jadi jati diri adalah kayu mahal yang berdiri. Hhee...
Jadi maknanya,ya! bisa ditafsirkan masing-masing,karena setiap orang mempunyai penafsiran yang berbeda bukan!,kalau kamu gimana?


Lalu,hubunganya apa??? "Mencari makna hidup dalam sebuah pencarian jati diri"

Ternyata kedua jawaban pertanyaan diatas sangatlah simpel,jati diri ialah kepribadiaan seseorang yang unik dan khas dan hanya dimiliki oleh dirinya sendiri,gua rasa orang yang belum menemukan jati diri bukan berarti dia belum menemukan dirinya yang sebenarnya dan beranggapan "ini bukan aku",tapi ke khas-an didalam dirinya yang belum muncul,oleh karena itu orang yang mencari jati diri punya tujuan untuk memunculkan ke khas-an nya yang tidak seorangpun memilikinya,dan agar merasa nyaman untuk menjadi dirinya sendiri.
Contohnya : Seseorang yang biasa berpakaian cuek,rambut nggak pernah keramas,pake celana jeans robek-robek pastinya nggak akan nyaman jika harus memakai pakaian formal,pakai jas hitam,kemeja putih,celana hitam,sepatu hitam dan pakai dasi atau orang yang suka musik underground tentu kupingnya nggak akan ngerasa nyaman buat mendengarkan musik dangdut. ya! manusia semuanya unik,khas dan nggak ada yang sama...

Di albumnya Anggun C Sasmi yang terbaru "Echoes",ada sebuah lagu yang bejudul "hanyalah cinta" yang liriknya kaya gini...

Semua yang aku dapat indah dan gemerlap
Satu hari kan pudar dan sinarnya akan hilang
Sesuatu yang telah aku raih di dalam hidup ini
Tak untuk selamanya,ini semua sementara

Reff :
Yang aku cari hanyalah cinta,Hanya cinta yang tak terganti
Yang aku mau hanyalah cinta,Hanyalah cinta yang ku beri

Yang selalu ku tunggu hanyalah cinta,Hanya cinta yang tak terganti
Yang aku nanti hanyalah cinta,Hanyalah cinta yang abadi

Mencari artinya hidup ini,Detak waktu masih ada
Ada yang paling berwarna,Apa yang kan sia-sia.................

dia pernah di wawancara di sebuah stasiun tv tentang albumnya,yang katanya seperti otobiografi nya,karena lagu-lagunya yang dia ciptakan mengisahkan tentang perjalanan hidupnya,dan salah satu hits di albumnya ialah lagu yang berjudul "hanyalah cinta" anggun mengatakan lagu ini bermakna bahwa tidak ada sesuatu apapun di dunia ini yang abadi,yang abadi hanyalah cinta.

liat deh paraghraph pertama lirik diatas... "Semua yang telah aku dapat indah dan gemerlap,satu hari kan pudar dan sinarnya akan hilang,sesuatu yang telah kuraih didalam hidup ini,tak untuk selamanya ini semua sementara".
Siapa sih! yang ngga tau sama Anggun C Sasmi,penyanyi yang katanya “ngalahin” Celine Dion itu dia tau bahwa title bintangnya itu nggak akan abadi dan hanya untuk sementara,seperti di lirik lagunya "hanyalah cinta" yang dia ciptakan.


Mencari makna hidup/kehidupan nggak akanterpisah dengan pertanyaan... Dari mana? ,Untukapa? ,Mau kemana? tentunya setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda tetapi dalam islam atau sebagai kaum muslim pastinya terarah pada jawaban yang sama yaitu "Mengharapkan Ridho Allah" dengan berbagai macam cara,karena jika Allah telah Ridho terhadap hambanya "Nggak ada yang nggak mungkin".

Kita pastinya sepakat kalau hidup untuk mencari kebahagiaan,tapi kebahagiaan yang seperti apa???

Ada sebuah artikel bagus yang judulnya "Kebahagiaan dalam islam",ternyata dalam islam menawarkan sebuah kebahagiaan yang abadi jika sesorang bisa meraihnya,baca link dibawah ini!
Kesimpulanya,seperti kata Om Albert Einstein "Agama tanpa Ilmu Buta,Ilmu tanpa Agama Lumpuh" dari kalimat tersebut bukan berarti Agama adalah Ilmu,tapi orang yang beragama menjalani kehidupan tanpa pengetahuan tentang agamanya sama seperti orang buta.
Mau nggak mau kita harus sadar jika "Entri ini" di publish tahun 2011,berarti kalender masehi telah dipakai selama 2011 tahun dan selama itu pula berapa banyak generasi yang saling menggantikan dengan generasi yang baru,"hidup hanya satu kali dan nggak mungkin kehidupan saat ini hasil dari ketidak sengajaan tapi hasil dari sebuah pengaturan dari sang pencipta" dan "Hidup adalah Misteri dan akan terus menjadi sebuah Misteri,jika tidak ada cahaya Illahi yang menerangi kehidupan"





Oleh : _V-NotL_

Kebahagiaan Hidup Menurut Islam (1)


Kebahagiaan hidup dalam pandangan Islam tidak berkutat pada sisi materi. Walaupun Islam mengakui kalau materi menjadi bagian dari unsur kebahagiaan.
Islam pada dasarnya memandang masalah materi sebagai sarana bukan tujuan. Oleh karenanya, Islam memberikan perhatian sangat besar pada unsur ma'nawi seperti memiliki budi pekerti yang luhur sebagai cara mendapatkan kebahagiaan hidup.
Beberapa nash syar'i telah menunjukkan hal ini:
وَالْأَنْعَامَ خَلَقَهَا لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ  وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ

"Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan." (QS. An-Nakhl: 5-6)

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ
"Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" (QS. Al-A'raf: 32)
Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "di antara unsur kebahagiaan anak Adam adalah istri shalihah, tempat tinggal luas, dan tunggangan yang nyaman." (HR. Ahmad)
Islam pada dasarnya memandang masalah materi sebagai sarana bukan tujuan.
Oleh karenanya, Islam memberikan perhatian sangat besar pada unsur ma'nawi seperti memiliki budi pekerti yang luhur sebagai cara mendapatkan kebahagiaan hidup.

Kebahagiaan dunia
Islam telah menetapkan beberapa hukum dan beberapa kriteria yang mengarahkan manusia untuk mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia. Hanya saja Islam menekankan bahwa kehidupan dunia, tidak lain, hanyalah jalan menuju akhirat. Sedangkan kehidupan yang sebenarnya yang harus dia upayakan adalah kehidupan akhirat. Allah Ta'ala berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
"Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik." (QS. An-Nahl: 97)
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi." (QS. Al-Qashshash: 77)
فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ
"Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit." (QS. At-Taubah: 38)

Kebahagiaan akhirat
Kebahagiaan akhirat merupakan kebahagiaan abadi yang kekal. Menjadi balasan atas keshalihan hamba selama hidup di dunia. Allah berfirman,
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun`alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan"." (QS. Al Nahl: 32)
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَلَدَارُ الْآخِرَةِ خَيْرٌ وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ
"Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa." (QS. Al Nahl: 30)
Islam telah menetapkan tugas manusia di bumi sebagai khalifah di dalamnya. Bertugas memakmurkan bumi dan merealisasikan kebutuhan manusia yang ada di sana. Hanya saja dalam pelaksanaannya senantiasa ada kesulitan, sehingga menuntutnya bersungguh-sungguh dan bersabar. Hidup tidak hanya kemudahan sebagaimana yang diinginkan dan diangankan orang. Bahkan dia selalu berganti dari mudah ke sulit, dari sehat ke sakit, dari miskin ke kaya, atau sebaliknya.
Ujian-ujian ini  akan selalu mengisi hidup manusia yang menuntunnya untuk bersabar, berkeinginan kuat, bertekad tinggi, bertawakkal, berani, berkorban, dan berakhlak mulia serta lainnya. Semua ini akan mendatangkan ketenangan, kebahagiaan, dan ridla.
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ  أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al Baqarah: 155-157)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Seluruh urusannya bernilai baik. Jika mendapat kebaikan dia bersyukur, dan itu baik untuknya. Dan jika tertimpa keburukan dia bersabar, dan itu baik untuknya." (HR. Muslim)

Cara meraih kebahagiaan
1.    Beriman dan beramal shalih.
Meraih kebahagiaan melalui iman ditinjau dari beberapa segi:
a.    Orang yang beriman kepada Allah Yang Mahatinggi dan Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dengan iman yang sempurna, bersih dari kotoran dosa, maka dia akan merasakan ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Dia tidak akan galau dan bosan dengan kehidupannya, bahkan akan ridla terhadap takdir Allah pada dirinya, pastinya dia akan bersyukur terhadap kebaikan dan bersabar atas bala'.
Ketundukan seorang mukmin kepada Allah membimbing ruhaninya yang menjadi pondasi awal untuk lebih giat bekerja karena merasa hidupnya memiliki makna dan tujuan yang berusaha diwujudkannya. Allah berfirman,
   الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al An'aam: 82)
b.    Iman menjadikan seseorang memiliki pijakan hidup yang mendorongnya untuk diwujudkan. Maka hidupnya akan memiliki nilai yang tinggi dan berharga yang mendorongnya untuk beramal dan berjihad di Jalan-Nya. Dengan itu pula, dia akan meninggalkan gaya hidup egoistis yang sempit sehingga hidupnya bermanfaat untuk masyarakat di mana dia tinggal.
Ketika seseorang bersifat egois maka hari-harinya terasa sempit dan tujuan hidupnya terbatas. Namun ketika hidupnya dengan memikirkan fungsinya, maka hidup nampak panjang dan indah, dia akan merasakan hari-harinya penuh nilai.
c.    Peran iman bukan saja untuk mendapatkan kebahagiaan, namun juga sebagai sarana untuk menghilangkan kesengsaraan. Hal itu karena seorang mukmin tahu dia akan senantiasa diuji dalam hidupnya. Dan ujian-ujian itu termasuk untuk menguji keimanan, maka akan tumbuh dalam dirinya kekuatan sabar, semangat, percaya kepada Allah, bertawakkal kepada-Nya, memohon perlindungan kepada-Nya, dan takut kepada-Nya. Potensi-potensi ini termasuk sarana utama untuk merealisasikan tujuan hidup yang mulia dan siap menghadapi ujian hidup.  Allah Ta'ala berfirman: 
إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ
 
"Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al Nisaa': 104)
Peran iman bukan saja untuk mendapatkan kebahagiaan, namun juga sebagai sarana untuk menghilangkan kesengsaraan.
2.    Memiliki akhlak mulia yang mendorong untuk berbuat baik kepada sesama.
Manusia adalah makhluk sosial yang harus melakukan interaksi dengan makhluk sebangsanya. Dia tidak mungkin hidup sendiri tanpa memerlukan orang lain dalam memenuhi seluruh kebutuhannya. Jika bersosialisasi dengan mereka merupakan satu keharusan, sedangkan manusia memiliki tabiat dan pemikiran yang bermacam-macam, maka pasti akan terjadi kesalahpahaman dan kesalahan yang membuatnya sedih. Jika tidak disikapi dengan sikap bijak maka interaksinya dengan manusia akan menjadi sebab kesengsaraan dan membawa kesedihan dan kesusahan. Karena itulah, Islam memberikan perhatian besar terhadap akhlak dan pembinaannya. Hal ini dapat kita saksikan dalam beberapa ayat dan hadits berikut ini:
a.    Firman Allah dalam menyifati Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam,
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al Qalam: 4)
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu." (QS. Ali Imran: 159)
b.    Perintah Allah kepada kaum mukminin agar tolong menolong dalam kebaikan,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al Maidah: 2)
c.    Perintah Allah agar membalas keburukan orang dengan kebaikan,
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar." (QSl Fushshilat: 34-35)
d.    Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia."
e.    Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur." (Muttafaqun ‘Alaihi)

3.    Memperbanyak dzikir dan merasa selalu disertai Allah.
Sesungguhnya keridlaan hamba tergantung pada dzat tempat bergantung. Dan Allah Dzat yang paling membuat hati hamba tentram dan dada menjadi lapang dengan mengingat-Nya. Karena kepadaNya seorang mukmin meminta bantuan untuk mendapatkan kebutuhan dan menghindarkan dari mara bahaya. Karena itulah, syariat mengajarkan beberapa dzikir yang mengikat antara seorang mukmin dengan Allah Ta'ala sesuai tempat dan waktu, yaitu ketika ada sesuatu yang diharapkan atau ada sesuatu yang menghawatirkannya. Dzikir-dzikir tadi mengikat seorang hamba dengan penciptanya sehingga dia akan mengembalikan semua akibat kepada yang mentakdirkannya.
Berikut ini beberapa nash yang menunjukkan hubungan dzikir dengan kebahagiaan seorang hamba. 
a.    Firman Allah Ta'ala:
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Al Ra'du: 28)
b.    Perintah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada seorang muslim ketika menikah. 
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
"Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabi'at yang dia bawa, dan aku berlindung dari keburukannya dan keburukan tabi'at yang dia bawa." (HR. Abu Daud no 2160, Ibnu Majah no1918 dan al Hakim).
c.    Doa ketika terjadi angin ribut:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلْتَ بِهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلْتَ بِهِ
"Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan angin (ribut ini), kebaikan apa yang di dalamnya dan kebaikan tujuan angin dihembuskan. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan angin ini, kejahatan apa yang di dalamnya dan kejahatan tujuan angin dihembuskan." (Muttafaq 'Alaih)
d.    Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan untuk melakukan sebab (usaha), minta tolong kepada Allah, dan tidak sedih jika hasil yang diharapkan tidak terwujud. "Bersemangatlah mencari yang bermanfaat bagimu, minta pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. Jika engkau tertimpa musibah janganlah berkata: ‘Seandainya saya berbuat begini maka tentu tidak terjadi begitu.’ Namun katakanlah: ‘Allah telah menakdirkan musibah ini. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi’. Karena perkataan ‘Seandainya’ dapat membuka perbuatan syetan." (HR. Muslim)
"Bersemangatlah mencari yang bermanfaat bagimu, minta pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. . . " al hadits
Bersambung . . .
Oleh: Badrul Tamam

Kebahagiaan Hidup Menurut Islam (2)

4.    Menjaga kesehatan.

Kesehatan di sini mencakup semua sisi; badan, jiwa, akal, dan ruhani. Menjaga kesehatan badan merupakan fitrah manusia, karena berkaitan dengan kelangsungan hidup dan juga menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan materi seperti makan, minum, pakaian, dab kendaraan.
Islam sangat menghargai kehidupan manusia. Karenanya Islam melarang membunuh tanpa ada sebab yang dibenarkan syari'at sebagaimana Islam melarang setiap yang bisa membahayakan badan dan kesehatannya. Allah Ta'ala berfirman, "dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar." (QS. Al An'am: 151 dan al Isra': 33)
". . dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk . . " (QS. Al A'raaf: 157)
Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Tidak (boleh melakukan/menggunakan sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan (orang lain)." (HR. Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan Ibnu Majah)
Islam sangat menghargai kehidupan manusia.
Karenanya Islam melarang membunuh tanpa ada sebab yang dibenarkan syari'at sebagaimana Islam melarang setiap yang bisa membahayakan badan dan kesehatannya.
- Kesehatan jiwa: banyak orang yang tidak memperhatikan kesehatan jiwa dan tidak memperdulikan cara untuk menjaganya, padahal dia pilar pokok untuk meraih kebahagiaan. Karena itu, Islam sangat memperhatikan pendidikan jiwa dan menyucikannya dengan sifat-sifat mulia.
Kesehatan jiwa tegak dengan iman lalu dihiasi dengan akhlak terpuji dan disterilkan dari akhlak buruk seperti marah, sombong, berbangga diri, bakhil, tamak, iri, dengki, dan akhlak buruk lainnya.
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Thaahaa: 131)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "jika kalian bertiga, janganlah yang dua orang berbisik-bisik tanpa mengikutkan yang satunya sehingg mereka berkumpul dengan orang banyak supaya tidak membuatnya sedih." (Muttafaq 'Alaih)
Allah Ta'ala berfirman, "Hai orang-orang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain, boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok). Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim." (QS. Al Hujuraat: 11)
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hujuraat: 12)

- Kesehatan akal: Akal adalah sebab utama manusia mendapat taklif (beban syari'at). Karenanya Allah memerintahkan untuk menjaganya dan mengharamkan sesuatu yang membahayakan dan merusaknya. Sebab utama yang menghilangkan kesadaran akal adalah hal-hal yang memabukkan dan yang diharamkan. Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)." (QS. Al Maaidah: 90-91)

 - Kesehatan ruhani: Syari'at sangat memperhatikan sarana-sarana yang bisa menjaga kesehatan ruhani. Makanya seorang mukmin diperintahkan untuk dzikrullah setiap saat sebagaimana mewajibkan, batas minimal, untuk memenuhi nutrisi ruhani seperti perintah shalat wajib, puasa, zakat, haji dan medan yang lebih luas lagi dalam bentuk amal sunnah dan segala amal untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Ibadah-ibadah ini mengikat seorang hamba dengan Rabb-Nya dan mengembalikannya kepada Sang Pencipta ketika tersibukkan oleh dunia. Karenanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "dan dijadikan kebahagiaan hatiku dalam shalat." Beliau bersabda kepada Bilal, "wahai bilal, hibur kami dengan shalat."
Syari'at juga melarang segala tindakan yang bisa merusak ruhani dan melemahkannya. Syari'at melarang mengikuti hawa nafsu, syubuhat, dan memanjkan diri dalam kenikmatan; karena menyebabkan hati menjadi buta dan lalai dari dzikrullah. Karena itulah Allah menyifati orang-orang kafir laksana binatang, "Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)." (QS. Al Furqaan: 44)
"Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka." (QS. Muhammad: 12)

5.    Berusaha meraih materi yang mendatangkan kebahagiaan.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Islam tidak mengingkari urgensi  meteri untuk merealisasikan kebahagiaan. Hanya saja, semua materi ini bukan sebagai syarat mutlak untuk mendapatkan kebahagiaan, namun hanya sebagai sarana saja. Banyak nash menguatkan kenyataan ini, di antaranya firman Allah Ta'ala,
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ
"Katakanlah: 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" (QS. Al A'raaf: 32)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "sebaik-baik harta adalah yang dimiliki hamba shalih." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "di antara unsur kebahagiaan anak Adam: istri shalihah, tempat tinggal luas, dan kendaraan nyaman."
Islam tidak mengingkari urgensi meteri untuk merealisasikan kebahagiaan.
Hanya saja, semua materi ini bukan sebagai syarat mutlak untuk mendapatkan kebahagiaan, namun hanya sebagai sarana saja.
6.    Memanajemen waktu. Waktu adalah modal utama manusia selama hidup di dunia.
Karenanya Islam sangat memperhatikan waktu dan akan meminta pertanggungjawaban seorang mukmin tentang waktunya. Dan kelak di hari kiamat, dia akan ditanya tentang waktunya. Perintah dalam Islam sangat membantu manusia uantuk mengatur waktunya dan memanfaatkannya dengan baik antara memenuhi kebutuhan hidup dan materinya di satu sisi, dan untuk memenuhi kebutuhan ruhani dan ibadah pada sisi lainnya. Islam telah memerintahkan orang beriman untuk memanfaatkan waktu unutk kebaikan dan amal shalih.
Allah Ta'ala berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ . وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: 'Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?'." (QS. Al Munaafiquun: 9-10)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal: Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan; Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja; Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya; Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak." (HR. Tirmidzi )
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang lain,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
"Ada dua nikmat yang mayoritas orang merugi pada keduanya, yaitu (nikmat) sehat dan waktu luang." (HR. Al Bukhari dari Ibnu Abbas)
Oleh: Badrul Tamam

Sumber Artikel : VoaIslam.com

Kisah Penyelam Mutiara


Perjalanan hidup manusia tidak ubahnya bagaikan kisah penyelam mutiara. Seorang penyelam mutiara, dalam melaksanakan tugasnya selalu dibekali dengan tabung oksigen yang terpasang di punggungnya. Pada saat ia terjun menyelam, niatnya bulat ingin mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya. Tetapi begitu ia berada di bawah permukaan laut, ia mulai lupa pada apa yang harus dicarinya.

Kenapa? Ternyata pemandangan di dalam laut sangat mempesona. Bunga karang yang melambai-lambai seolah-olah memanggilnya, ikan-ikan hias berwarna-warni yang saling berkejaran dengan riangnya membuatnya terpana. Ia pun lalu terlena ikut bercanda ria, melupakan tugasnya semula untuk mencari tiram mutiara yang berada jauh di dasar laut sana.

Hingga pada suatu saat, dia terkejut manakala disadarinya oksigen yang berada di punggungnya tinggal sedikit lagi. Timbullah rasa takutnya. Tak terbayang olehnya bagaimana kemarahan majikannya kelak bila ia muncul ke permukaan tanpa membawa tiram mutiara sebanyak yang diharapkan. Maka dengan tergopoh-gopoh ia pun berusaha untuk mencari tiram mutiara yang ada disekitarnya. Namun sayang, kekuatan fisiknya sudah melemah, energinya sudah habis terkuras bercanda ria dengan keindahan alam bawah laut.
Akhirnya isi tabung oksigennya benar-benar kosong, sehingga walaupun tiram mutiara yang diperolehnya sangat sedikit, ia mau tidak mau harus muncul ke permukaan. Malangnya lagi, karena tergesa-gesa dia tidak sempat mengikat kantongnya dengan baik, sehingga ketika tersenggol ikan yang berseliweran di sampingnya, tiram mutiara yang sudah didapatnya dengan susah payah itu sebagian tertumpah ke luar.
Di permukaan, majikannya telah menunggu. Begitu dilihatnya isi kantong si penyelam tidak berisi tiram mutiara sebagaimana yang ia harapkan, maka tumpahlah caci makinya dan saat itu juga si penyelam dipecatnya tanpa pesangon sedikitpun. Tentu saja bisa kita bayangkan bagaimana gundahnya perasaan si penyelam.
Dengan penuh rasa penyesalan, si penyelam berusaha minta kesempatan ulang untuk menyelam kembali. “Tuan, ijinkanlah aku untuk menyelam kembali, pasti aku akan mencari tiram mutiara sebanyak-banyaknya.” Namun majikannya dengan tegas menolak, “Percuma engkau aku beri kesempatan, ternyata engkau hanya pandai membuang-buang oksigen saja.”
Kisah ini amat mirip dengan perjalanan hidup manusia di dunia. Tabung oksigen adalah perlambang jatah umur manusia, tiram mutiara mengibaratkan pahala yang harus kita kumpulkan dan tiram mutiara yang tumpah mengumpamakan pahala yang hilang karenanya, sedangkan keindahan yang ada di dalam lautan melambangkan godaan-godaan kenikmatan duniawi dengan harta, tahta dan wanitanya.
Marilah kita instropeksi, sudah cukupkah tiram mutiara yang kita peroleh?, Sehingga bila suatu saat kita harus muncul ke permukaan menemui majikan kita, Allah swt, Ia ridha menerima kita. Apalagi Ia telah berfirman dalam surat Al-Ankabuut ayat 6:

“Tidaklah kehidupan DUNIA ini melainkan SENDA GURAU dan PERMAINAN, sesungguhnya AKHIRAT itulah yang SEBENAR-BENARNYA KEHIDUPAN.”

Juga Firman-Nya dalam QS Al Hadid ayat 20 yang artinya:

“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah PERMAINAN dan suatu yang MELALAIKAN, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. …… Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah KESENANGAN YANG MENIPU.”

(Sumber: Buku Sentuhan Kalbu & KATA-KATA HIKMAH #2)
Diberdayakan oleh Blogger.